Penelitian dan Pengembangan
(Research and Development/ R & D)
Disusun
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Tesis
Dosen Pengampu :
Dr. H. Munirul
Abidin, M. Ag
Oleh :
Arifinur
(11770006)
PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
April, 2012
Metode Penelitian dan Pengembangan
(Research and Development/ R & D)
A.
Pendahuluan
Setiap penelitian mempunyai tujuan dan kegunaan
tertentu. Secara umum tujuan penelitian ada tiga macam yaitu yang bersifat
penemuan, pembuktian dan pengembangan. Pengembangan berarti memperdalam dan
memperdalam dan memperluas pengetahuan yang telah ada.[1]
Untuk menghasilkan suatu penelitian yang baik maka
diperlukan berbagai hal yang dapat menunjang dan mendukung hal-hal yang terkait
dengan penelitian tersebut, sehingga penelitian yang dilakukan dapat sesuai
yang diinginkan dan relevan dengan keadaan dan kebutuhan.
Maka dari itu untuk menghasilkan hasil penelitian dan
pengembangan yang valid dapat menggunakan berbagai metode yang berbeda-beda,
hal ini disesuaikan dengan jenis penelitian, subjek penelitian, langkah-langkah
penelitian, cara pembuatan data jenis, fungsi teori, ,uji
ahli, analisis, penerapan,
hasil dan pnyimpulan.
B.
Pembahasan
1.
Penelitian dan Pengembangan
Metode penelitian dan pengembangan atau
dalam bahasa inggrisnya Research and
Development adalah metode penelitian
yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan
produk tersebut[2]. Penelitian
dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan
suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada yang dapat
dipertanggungjawabkan. Produk tersebut tidak selalu berbentuk benda atau
perangkat keras (hardware), seperti
buku, modul, alat bantu pembelajaran di kelas atau laboratorium, tetapi bisa
juga perangkat lunak (software),
seperti program komputer untuk pengolahan data, pembelajaran dikelas,
perpustakaan atau laboratorium, ataupun model-model pendidikan, pembelajaran,
pelatihan, bimbingan, evaluasi, manajemen, dll.[3]
Penelitian
dan pengembangan (Research and Developmen),
merupakan metode untuk mengembangkan dan menguji suatu produk (Borg, W.R &
Gall, M.D.2001)[4]. Research and Development, merupakan
metode yang menggambarkan dan menguji suatu produk. Dalam dunia pendidikan,
pendidikan dan pengembangan dapat digunakan untuk mnegmbangkan buku, modul,
media pembelajaran dan lain sebagainya.[5]
Langkah-langkah proses penelitian dan
pengembangan menunjukkan suatu siklus, yang diawali dengan adanya kebutuhan,
permasalahan yang membutuhkan pemecahan dengan menggunakan suatu produk
tertentu. Umpamanya untuk meningkatkan kemampuan guru-guru tersebar dalam suatu
daerah yang sangat luas membutuhkan bahan latihan atau penataran yang disusun
dalam bentuk modul. Untuk menguji keampuhan produk yang dihasilkan diadakan
pengujian keampuhan produk yang dihasilkan diadakan pengujian mutu hasil dengan
menggunakan metode eksperimen.[6]
Penelitian-penelitian di bidang
pendidikan , umumnya tidak diarahkan pada pengembangan suatu produk, tetapi
ditujukan untuk menemukan pengetahuan baru berkenaan dengan fenomena-fenomena
yang bersifat fundamental, serta praktik-praktik pendidikan.[7]
Untuk dapat menghasilkan produk tertentu
digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mneguji keefektifan
produk tersebut supaya dapat berfungsi dimasyarakat luas, maka diperlukan
penelitian untuk menguji keefektifan produk tersebut. Jadi penelitian dan
pengembangan bersifat longitudinal (bertahap bisa multi years). Penelitian
Hibah bersaing (didanai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi), adalah
penelitian yang menghasilkan produk, sehingga metode yang digunakan adalah
metode penelitian dan pengembangan.
Metode penelitian dan pengembangan telah
banyak digunakan pada bidang-bidang ilmu alam dan teknik. Hampir semua produk
teknologi, seperti alat-alat elektronik, kendaraan bermotor, pesawat terbang,
kapal laut, senjata, obat-obatan, alat-alat kedokteran, bangunan gedung
bertingkat dan alat-alat rumah tangga yang modern diproduk dan dikembangkan
melalui penelitian dan pengembangan. Namun demikian metode penelitian dan
pengembangan bisa juga digunakan dalam bidang ilmu-ilmu sosial seperti
psokologi, sosiologi, pendidikan, manajemen dan lain-lain.
Penelitian dan pengembangan (Research and Development) pada industri
merupakan ujung tombak dari suatu industri dalam menghasilkan produk-produk
baru yang dibutuhkan oleh pasar. Hampir 4% biaya yang digunakan untuk
penelitian dan pengemabngan, bahkan untuk industri farmasi dan komputer lebih
dari 4% (Borg and Gall) dalam bidang sosial dan pendidikan peranan Research and Development masih sangat
kecil dan kurang dari 1% dari biaya
pendidikan secara keseluruhan.
Unfortunately, R&D still plays a minor role in education. Less than one
percent of education expenditures are for this purpose. This is probably one of
the main reason why progress in education has logged far behind progress in
other field.[8]
Penelitian dan pengembangan yang
menghasilkan produk tertentu untuk bidang administrasi, pendidikan dan sosial
lainnya masih rendah. Padahal banyak produk tertentu dalam bidang pendidikan
dan social yang perlu dihasilkan melaui Research
and Development.[9]
2. Landasan Teori
Landasan teori mengungkapkan
kerangka acuan komprehensif mengenai konsep, prinsip, atau teori yang digunakan
sebagai landasan dalam memecahkan masalah yang dihadapi atau dalam
mengembangkan produk yang diharapkan. Kerangka acuan disusun berdasarkan kajian
berbagai aspek teoretik dan empiris yang terkait dengan permasalahan dan upaya
yang akan ditempuh untuk memecahkannya.
Kajian teoretik mengenai
model dan prosedur yang akan digunakan dalam pengembangan juga perlu
dikemukakan dalam bagian ini, terutama dalam rangka memberikan pembenaran
terhadap produk yang akan dikembangkan. Di samping itu, bagian ini juga
dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang kaitan upaya pengembangan dengan
upaya-upaya lain yang mungkin sudah pernah ditempuh oleh ahli lain untuk
mendekati permasalahan yang sama atau relatif sama. Dengan demikian, upaya pengembangan yang akan dilakukan memiliki landasan empiris yang mantap.[10]
3.
Langkah-langkah Penelitian dan
Pengembangan
Menurut Borg dan Gall (1989) ada sepuluh
langkah pelaksanaan strategi penelitian dan pengembangan.[11]
a.
Penelitian dan
pengumpulan data (research and
information collecting). Pengukuran kebutuhan, studi literatur, penelitian
dalam skala kecil, dan pertimbangan-pertimbangan dari segi nilai.
b.
Perencanaan (planning). Menyusun rencana penelitian,
meliputi kemampuan-kemampuan yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian,
rumusan tujuan yang hendak dicapai dengan penelitian tersebut, desain atau
langkah-langkah penelitian kemungkinan penguji dalam lingkup terbatas.
c.
Pengembangan
draf produk (develop preliminary form of
product). Pengembangan bahan pembelajaran, proses pembelajaran dan
instrumen evaluasi.
d.
Uji coba
lapangan awal (preliminary field testing).
Uji coba dilapangan pada 1 sampai 3 sekolah dengan 6 sampai dengan 12 subjek
uji coba (guru). Selama uji coba diadakan pengamatan, wawancara dan pengedaran
angket.
e.
Merevisi hasil
uji coba (main product revision).
Memperbaiki atau menyempurnakan hasil uji coba.
f.
Uji coba
lapangan (main field testing).
Hasil-hasil pengumpulan data di evaluasi dan kalau mungkin dibandingkan dengan
kelompok pembanding.
g.
Penyempurnaan
produk hasil uji lapangan (operasional
product revision). Menyempurnakan produk hasil uji lapangan.
h.
Uji pelaksanaan
lapangan (operasional field testing).
Pengujian dilakukan dengan angket, wawancara dan
observasi dan analisis hasilnya.
i.
Penyempurnaan
produk akhir (final product revision).
Penyempurnaan produk didasarka masukan dari uji
pelaksanaan lapangan.
j.
Diseminasi dan
implementasi (Dissemination and implementasion).
Melaporkan hasilnya dalam pertemuan professional dan dalam jurnal. Bekerja sama
dengan penerbit untuk penerbitan. Memonitor penyebaran untuk pengontrolan
kualitas.[12]
1.
Potensi dan rumusan
masalah
Penelitian dapat berangkat
dari adanya potensi atau masalah. Potensi adalah segala sesuatu yang
didayagunakan akan memiliki nilai tambah. Potensi dan masalah yang dikemukakan
dalam penelitian harus ditunjukkan dengan data empirik.[13]
2. Mengumpulkan informasi
Setelah potensi dan masalah
dapat ditunjukkan secara faktual dan uptade,
maka selanjutnya perlu dikumpulkan sebagai informasi yang dapat digunakan
sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi
masalah tersebut. Disini diperlukan metode yang diharapkan dapat mengatasi masalah
tersebut. Disini diperlukan metode penelitian tersendiri. Metode apa yang akan
digunakan untuk penelitian tergantung permasalahan dan ketelitian tujuan yang
ingin dicapai[14].
Bila hasil penelitian
menunjukkan bahwa yang menyebabkan produktivitas kerja unit pelayanan tersebut
karena faktor sistem kerja, maka peneliti akan membuat sistem kerja baru yang
diharapkan dapat meningkatkan produktivitas kerja. Sistem kerja baru tersebut
adalah produk yang dihasilkan oleh peneliti.[15]
3. Desain produk
Produk yang dihasilkan dalam
penelitian Research and Development
bermacam-macam. Dalam bidang teknologi, orientasi produk teknologi yang dapat
dimanfaatkan untuk kehidupan manusia adalah produk yang berkualitas, hemat
energi, menarik, harga murah, bobot ringan, ergonomis, dan bermanfaat ganda.
(contoh computer yang canggih bisa berfungsi untuk pengetikan; gambar,
analisis, berfungsi sebagai TV, Tape, Camera Telpon dll).[16]
Dalam bidang administrasi produk-produk yang
dihasilkan diharapkan dapat meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan
efektivitas kerja, kenyamanan, dan kepuasan pegawai yang melaksanakan tugas,
serta kepuasan fihak-fihak yang dilayani. Sistem kerja baru diciptakan agar
pelaksanaan kerja lebih mudah, cepat, hemat, nyaman dan dapat meningkatkan kepuasan
fihak-fihak yang dilayani.
Sesuai dengan contoh diatas,
maka untuk menghasilkan sistem kerja
baru maka peneliti harus membuat rancangan kerja baru. Rancangan kerja
baru ini dibuat berdasarkan penilaian terhadap sistem kerja lama, sehingga yang
ditemukan kelemahan-kelemahan terhadap sistem tersebut. Selain itu peneliti
juga harus melakukan penelitian kepada unit lain yang dipandang sistem kerjanya
bagus. Selain itu juga harus mengkaji refrensi mutakhir yang terkait dengan
sistem kerja yang modern berikut indikator sistem kerja yang baik.
4.
Validasi Desain
Validasi
desain merupakan kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk, dalam hal ini
sistem kerja baru secara rasional akan lebih efektif dari yang lama atau tidak.
Dikatakan rasional apabila masih bersifat penilaian berdasarkan pemikiran
rasional, belum fakta lapangan.
Validasi produk dapat
dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah
berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang tersebut. Setiap pakar
diminta untuk menilai desain tersebut, sehingga selanjutnya dapat diketahui
kelemahan dan kekuatannya. Validasi desain dapat dilakukan dalam forum diskusi.
Sebelum diskusi peneliti mempresentasika proses penelitian sampai ditemukan
desain tersebut.[17]
5.
Perbaikan desain
Setelah
desain produk, divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan para ahli lainnya,
maka akan dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut selanjutnya dicoba
untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain. Yang bertugas memperbaiki
desain adalah peneliti yang mau menghasilkan produk tersebut.[18]
6.
Uji coba produk
Pengujian dilakukan dengan
tujuan untuk mendapatkan informasi apakah sistem kerja yang baru tersebut lebih
efektif dan efisien dibandingkan sistem lama atau sistem yang lain.[19]
Eksperimen
dapat dilakukan dengan cara membandingkan dengan keadaan sebelum dan sesudah
memakai sistem baru (before-after)
atau dengan membandingkan dengan kelompok yang tetap menggunakan sistem lama.
Dalam hal ini ada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.[20]
Uji coba produk dapat menggunakan berbagai pendapat dan pertimbangan dari
beberapa ahli dan pakar seperti ; ahli konten (Subject
Matter ), ahli
pendidikan, dan ahli
multimedia.[21]
7.
Revisi produk
Pengujian sistem dengan pengumpulan data melalui kuesioner dipandang kurang
akurat, maka dalam kenyataan pengujian melalui instrumen yang valid dan
reliabel.[22] Revisi
I adalah revisi berdasarkan pendapat dan masukan para ahli.[23]
8.
Uji coba pemakaian
Setelah
pengujian terhadap produk hasil, dan mungkin ada revisi yang tidak terlalu
penting, maka selanjutnya produk yang berupa sistem tersebut diterapkan dalam
kondisi nyata untuk lingkup yang luas. Dalam operasinya sistem baru tersebut,
tetap harus dinilai kekurangan atau hambatan yang muncul guna untuk perbaikan
lebih lanjut.
9.
Revisi produk
Revisi produk ini dilakukan apabila
dalam pemakaian kondisi nyata terdapat kekurangan dan kelemahan, dalam uji
pemakaian, sebaiknya pembuat produk selalu mengevaluasi bagaimana kinerja
produk, hal
ini untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang ada, sehingga dapat digunakan
untuk penyempurnaan dan pembuatan produk baru lagi.[24]
Revisi final hasil uji kelayakan: langkah ini akan lebih menyempurnakan produk
yang sedang dikembangkan.[25]
10. Pembuatan
produk masal
Pembuatan produk masal ini dilakukan
apabila produk yang telah diuji coba dinyatakan efektif dan layak untuk
diproduksi masal. Sebagai contoh pembuatan mesin untuk mengubah sampah menjadi
bahan yang bermanfaat, akan diproduksi masal apabila berdasarkan studi
kelayakan baik dari aspek teknologi, ekonomi dan lingkungan memenuhi.[26]
Setelah dihasilkan suatu prosuk final
yang sudah teruji keampuhannya, langkah selanjutnya adalah diseminasi,
implementasi dan institusionalisasi. Diseminasi merupakan langkah untuk
mensosialiasasi-kan
dan menyebarkan hasil. Diseminasi dari produk-produk yang dikembangkan oleh
lembaga-lembaga dibawah Departemen Pendidikan Nasional, sangat mudah.[27]
Proses desiminasi dan implementasinya
akan berhadapan dengan masalah kebijakan, legallitas dan pendanaan. Produk
lembaga-lembaga dibawah departemen memiliki ketiganya, sehingga implementasi
dan institusionalisasi suatu produk tinggal di instruksikan atau di-SK-kan.[28]
Secara garis besar ada tiga langkah
penelitian dan pengembangan, pertama, studi pendahuluan, mengkaji teori dan
mengamati produk atau kegiatan yang ada. Kedua, melakukan pengembangan produk/
program kegiatan baru. Ketiga, menguji atau memvalidasi produk atau program
kegiatan yang baru. Kegiatan pengembangan dilakukukan melalui beberapa kali uji
coba, dengan sampel terbatas dan sampel lebih luas. Pengujian produk dilakukan
dengan mengadakan eksperimen.[29]
4.
Metode Pengembangan
Metode Pengembangan
hendaknya memuat butir-butir (1) model pengembangan, (2) prosedur pengembangan,
dan (3) uji coba produk. Dalam butir uji coba produk perlu diungkapkan (a)
desain uji coba, (b) subjek uji coba, (c) jenis data, (d) instrumen pengumpulan
data, dan (e) teknik analisis data.[30]
a)
Model Pengembangan
Model pengembangan dapat berupa
model prosedural, model konseptual, dan model teoretik. Model prosedural adalah
model yang bersifat deskriptif, yaitu menggariskan langkah-langkah yang harus
diikuti untuk menghasilkan produk. Model konseptual adalah model yang bersifat
analitis yang memerikan komponen-komponen produk yang akan dikembangkan serta
keterkaitan antarkomponen (misalnya model pengembangan rancangan pengajaran
Dick dan Carey, 1985). Model teoretik adalah model yang menunjukkan hubungan
perubahan antar peristiwa.
Dalam bagian ini perlu
dikemukakan secara singkat struktur model yang digunakan sebagai dasar
pengembangan produk. Apabila model yang digunakan merupakan adaptasi dari model
yang sudah ada, maka pemilihannya perlu disertai dengan alasan,
komponen-komponen yang disesuaikan, serta kekuatan dan kelemahan model itu.
Apabila model yang digunakan
dikembangkan sendiri, maka informasi yang lengkap mengenai setiap komponen dan
kaitan antar komponen dari model itu perlu dipaparkan. Perlu diperhatikan bahwa
uraian model diupayakan se-operasional mungkin sebagai acuan dalam pengembangan produk.
b)
Prosedur Pengembangan
Bagian ini memaparkan
langkah-langkah prosedural yang ditempuh oleh pengembangan dalam membuat
produk. Prosedur pengembangan berbeda dengan model pengembangan. Apabila model
pengembangannya adalah prosedural, maka prosedur pengembangannya tinggal
mengikuti langkah-langkah seperti yang terlihat dalam modelnya. Model
pengembangan juga bisa berupa konseptual atau teoretik. Kedua model ini tidak
secara langsung memberi petunjuk tentang bagaimana langkah prosedural yang
dilalui sampai ke produk yang dispesifikasi. Oleh karena itu, perlu dikemukakan
lagi langkah proseduralnya.
c)
Uji Coba Produk
Uji coba produk dimaksudkan
untuk mengumpulkan data yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menetapkan
tingkat keefektifan, efisiensi, dan/atau daya tarik dari produk yang
dihasilkan. Uji coba tahap awal dilakukan dengan
stimulasi penggunaan dengan sistem kerja tersebut. Pengujian dilakukan dengan
tujuan untuk mendapatkan informasi apakah sistem kerja yang baru lebih efektif
dan efisien dibandingkan sistem lama atau sistem yang lain.[31]
Dalam bagian ini secara
berurutan perlu dikemukakan desain uji coba, subjek uji coba, jenis data,
instrumen pengumpulan data, dan teknik analisis data.[32]
1)
Desain uji
coba
Secara lengkap, uji coba produk
pengembangan biasanya dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu uji perseorangan,
uji kelompok kecil, dan uji lapangan. Dalam kegiatan pengembangan, pengembang
mungkin hanya melewati dan berhenti pada tahap uji perseorangan, atau
dilanjutkan dan berhenti sampai tahap uji kelompok kecil, atau sampai uji
lapangan. Hal ini sangat tergantung pada urgensi dan data yang dibutuhkan
melalui uji coba itu.
Desain uji coba produk bisa menggunakan
desain yang biasa dipakai dalam penelitian kuantitatif, yaitu desain deskriptif
atau eksperimental. Yang perlu diperhatikan adalah ketepatan memilih desain
untuk tahapan tertentu (perseorangan, kelompok kecil, atau lapangan) agar data
yang dibutuhkan untuk memperbaiki produk dapat diperoleh secara lengkap.[33]
2)
Subjek
uji coba
Karakteristik subjek uji coba perlu
diidentifikasi secara jelas dan lengkap, termasuk cara pemilihan subjek uji
coba itu. Subjek uji coba produk bisa terdiri dari ahli di bidang isi produk ,
ahli di bidang perancangan produk, dan/atau sasaran pemakai produk. Subjek uji
coba yang ahli di bidang isi produk dapat memiliki kualifikasi keahlian tingkat
S1 (untuk skripsi), S2 (untuk tesis), dan S3 (untuk disertasi). Yang penting
setiap subjek uji coba yang dilibatkan harus disertai identifikasi
karekteristiknya secara jelas dan lengkap, tetapi terbatas dalam kaitannya
dengan produk yang dikembangkan.[34]
3)
Jenis
data
Paparan mengenai jenis data yang
dikumpulkan hendaknya dikaitkan dengan desain dan pemilihan subjek uji coba.
Jenis data tertentu, bagaimanapun juga, akan menuntut desain tertentu dan
subjek uji coba tertentu. Misalnya, pengumpulan data mengenai kecermatan isi
dapat dilakukan secara perseorangan dari ahli isi, atau secara kelompok dalam
bentuk seminar kecil, atau seminar yang lebih luas yang melibatkan ahli isi,
ahli desain, dan sasaran pemakai produk.[35]
4)
Instrumen
pengumpulan data
Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara
faktual dan uptade, maka selanjutnya
perlu dikumpulkan sebagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk
perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut.[36]
Instrumen yang digunakan untuk
mengumpulkan data seperti yang sudah dikemukakan dalam butir sebelumnya. Jika
mengunakan instrumen yang sudah ada, maka perlu ada uraian mengenai
karakteristik instrumen itu, terutama mengenai keshahihan dan keterandalannya.
Apabila instrumen yang digunakan dikembangkan sendiri, maka prosedur
pengembangannya juga perlu dijelaskan.[37]
5)
Teknis
analisi data
Teknik dan prosedur analisis yang
digunakan untuk menganali-sis data uji coba dikemukakan dalam bagian ini dan
disertai alasannya. Apabila teknik analisis yang digunakan sudah cukup dikenal,
maka uraian tidak perlu rinci sekali. Akan tetapi, apabila teknik tersebut
belum banyak dikenal, maka uraian perlu lebih rinci.[38]
Dalam
pelaksanaan penelitian dan pengembangan, ada beberapa metode yang digunakan,
yaitu metode deskriptif, evaluasi, dan eksperimental[39].
1.
Metode penelitian
deskriptif, digunakan dalam penelitian awal untuk menghimpun data tentang
kondisi yang ada.
Kondisi
yang ada mencakup : (1) kondisi produk-produk yang sudah ada sebagai bahan
perbandingan atau bahan dasar (embrio) untuk produk yang akan dikembangkan, (2)
kondisi pihak pengguna, seperti sekolah, guru, kepala sekolah, siswa serta
pengguna lainnya, (3) kondisi faktor-faktor pendukung dan penghambat
pengembangan dan penggunaan dari produk yang akan dihasilkan, mencakup unsur
manusia, sarana-prasarana, biaya, pengelolaan, dan lingkungan.
2.
Metode evaluatif,
digunakan untuk mengevaluasi proses uji coba pengembangan suatu produk.
Produk
dikembangkan melalui serangkain uji coba, dan setiap kegiatan uji coba diadakan
evaluasi, baik evaluasi hasil maupun evaluasi proses. Berdasarkan temuan-temuan
hasil uji coba diadakan penyempurnaan-penyempurnaan.
3.
Metode eksperimen, digunakan
untuk menguji keampuhan dari produk yang dihasilkan.
Dalam
eksperimen telah diadakan pengukuran selain pada kelompok eksperimen juga pada
kelompok pembanding atau kelompok kontrol.
Daftar Rujukan
Imam Robadi, (2008), Becoming The Winner; Riset, Menulis Ilmia,
dan Presentasi, Yogyakarta: CV Andi Offset
Nana Syaodih Sukmadinata, (2007), Metode Penelitian Pendidikan, Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya
Sugiyono, (2011), Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D, Bandung:
Alfabeta
http://www.infoskripsi.com/Proposal/Proposal-Penelitian-Pengembangan.html
, diakses 28 Maret 2012
http://edukasi.kompasiana.com/2009/12/17/metode-penelitian-pengembangan-developmental-research/diakses
28 Maret 2012
[1] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung:
Alfabeta, 2011), 3
[3] Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2007), 164
[5] Imam Robadi, Becoming The Winner; Riset, Menulis Ilmia, dan Presentasi
(Yogyakarta: CV Andi Offset, 2008), 57
[6] Ibid,. 165
[7] Ibid,. 165
[8] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung:
Alfabeta, 2011), 298
[9] Ibid,.
[10]
http://www.infoskripsi.com/Proposal/Proposal-Penelitian-Pengembangan.html
,
diakses 28 Maret 2012
[11] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung:
Alfabeta, 2011), 298
[12] Ibid,.
[14] Ibid,.300
[15] Ibid,.
[17] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung:
Alfabeta, 2011), 302
[18] Ibid,.
[19] Ibid,.
[20] Ibid,.
[26] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung:
Alfabeta, 2011), 302
[27] Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2007), 182
[29] Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2007), 57
[30] Ibid,..
[31] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung:
Alfabeta, 2011), 302
[32] http://www.infoskripsi.com/Proposal/Proposal-Penelitian-Pengembangan.html
,
diakses 28 Maret 2012
[36] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung:
Alfabeta, 2011), 300
[37] http://www.infoskripsi.com/Proposal/Proposal-Penelitian-Pengembangan.html
,
diakses 28 Maret 2012
terima kasih ilmunya
BalasHapusSama sama
Hapus