Minggu, 15 April 2012

Penelitian dan Pengembangan (Research and Development/ R & D)


Penelitian dan Pengembangan
(Research and Development/ R & D)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Tesis
Dosen Pengampu :
Dr. H. Munirul Abidin, M. Ag


Oleh :
Arifinur
(11770006)

PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
April, 2012


Metode Penelitian dan Pengembangan
(Research and Development/ R & D)

A.      Pendahuluan
Setiap penelitian mempunyai tujuan dan kegunaan tertentu. Secara umum tujuan penelitian ada tiga macam yaitu yang bersifat penemuan, pembuktian dan pengembangan. Pengembangan berarti memperdalam dan memperdalam dan memperluas pengetahuan yang telah ada.[1]
Untuk menghasilkan suatu penelitian yang baik maka diperlukan berbagai hal yang dapat menunjang dan mendukung hal-hal yang terkait dengan penelitian tersebut, sehingga penelitian yang dilakukan dapat sesuai yang diinginkan dan relevan dengan keadaan dan kebutuhan.
Maka dari itu untuk menghasilkan hasil penelitian dan pengembangan yang valid dapat menggunakan berbagai metode yang berbeda-beda, hal ini disesuaikan dengan jenis penelitian, subjek penelitian, langkah-langkah penelitian, cara pembuatan data jenis, fungsi teori, ,uji ahli, analisis, penerapan, hasil dan pnyimpulan.
B.       Pembahasan
1.    Penelitian dan Pengembangan
Metode penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa inggrisnya Research and Development  adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut[2]. Penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada yang dapat dipertanggungjawabkan. Produk tersebut tidak selalu berbentuk benda atau perangkat keras (hardware), seperti buku, modul, alat bantu pembelajaran di kelas atau laboratorium, tetapi bisa juga perangkat lunak (software), seperti program komputer untuk pengolahan data, pembelajaran dikelas, perpustakaan atau laboratorium, ataupun model-model pendidikan, pembelajaran, pelatihan, bimbingan, evaluasi, manajemen, dll.[3]
Penelitian dan pengembangan (Research and Developmen), merupakan metode untuk mengembangkan dan menguji suatu produk (Borg, W.R & Gall, M.D.2001)[4]. Research and Development, merupakan metode yang menggambarkan dan menguji suatu produk. Dalam dunia pendidikan, pendidikan dan pengembangan dapat digunakan untuk mnegmbangkan buku, modul, media pembelajaran dan lain sebagainya.[5]
Langkah-langkah proses penelitian dan pengembangan menunjukkan suatu siklus, yang diawali dengan adanya kebutuhan, permasalahan yang membutuhkan pemecahan dengan menggunakan suatu produk tertentu. Umpamanya untuk meningkatkan kemampuan guru-guru tersebar dalam suatu daerah yang sangat luas membutuhkan bahan latihan atau penataran yang disusun dalam bentuk modul. Untuk menguji keampuhan produk yang dihasilkan diadakan pengujian keampuhan produk yang dihasilkan diadakan pengujian mutu hasil dengan menggunakan metode eksperimen.[6]
Penelitian-penelitian di bidang pendidikan , umumnya tidak diarahkan pada pengembangan suatu produk, tetapi ditujukan untuk menemukan pengetahuan baru berkenaan dengan fenomena-fenomena yang bersifat fundamental, serta praktik-praktik pendidikan.[7]
Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mneguji keefektifan produk tersebut supaya dapat berfungsi dimasyarakat luas, maka diperlukan penelitian untuk menguji keefektifan produk tersebut. Jadi penelitian dan pengembangan bersifat longitudinal (bertahap bisa multi years). Penelitian Hibah bersaing (didanai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi), adalah penelitian yang menghasilkan produk, sehingga metode yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan.
Metode penelitian dan pengembangan telah banyak digunakan pada bidang-bidang ilmu alam dan teknik. Hampir semua produk teknologi, seperti alat-alat elektronik, kendaraan bermotor, pesawat terbang, kapal laut, senjata, obat-obatan, alat-alat kedokteran, bangunan gedung bertingkat dan alat-alat rumah tangga yang modern diproduk dan dikembangkan melalui penelitian dan pengembangan. Namun demikian metode penelitian dan pengembangan bisa juga digunakan dalam bidang ilmu-ilmu sosial seperti psokologi, sosiologi, pendidikan, manajemen dan lain-lain.
Penelitian dan pengembangan (Research and Development) pada industri merupakan ujung tombak dari suatu industri dalam menghasilkan produk-produk baru yang dibutuhkan oleh pasar. Hampir 4% biaya yang digunakan untuk penelitian dan pengemabngan, bahkan untuk industri farmasi dan komputer lebih dari 4% (Borg and Gall) dalam bidang sosial dan pendidikan peranan Research and Development masih sangat kecil dan kurang dari 1% dari biaya pendidikan secara keseluruhan. Unfortunately, R&D still plays a minor role in education. Less than one percent of education expenditures are for this purpose. This is probably one of the main reason why progress in education has logged far behind progress in other field.[8]
Penelitian dan pengembangan yang menghasilkan produk tertentu untuk bidang administrasi, pendidikan dan sosial lainnya masih rendah. Padahal banyak produk tertentu dalam bidang pendidikan dan social yang perlu dihasilkan melaui Research and Development.[9]
2.    Landasan Teori
Landasan teori mengungkapkan kerangka acuan komprehensif mengenai konsep, prinsip, atau teori yang digunakan sebagai landasan dalam memecahkan masalah yang dihadapi atau dalam mengembangkan produk yang diharapkan. Kerangka acuan disusun berdasarkan kajian berbagai aspek teoretik dan empiris yang terkait dengan permasalahan dan upaya yang akan ditempuh untuk memecahkannya.
Kajian teoretik mengenai model dan prosedur yang akan digunakan dalam pengembangan juga perlu dikemukakan dalam bagian ini, terutama dalam rangka memberikan pembenaran terhadap produk yang akan dikembangkan. Di samping itu, bagian ini juga dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang kaitan upaya pengembangan dengan upaya-upaya lain yang mungkin sudah pernah ditempuh oleh ahli lain untuk mendekati permasalahan yang sama atau relatif sama. Dengan demikian, upaya pengembangan yang akan dilakukan memiliki landasan empiris yang mantap.[10]
3.    Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan
Menurut Borg dan Gall (1989) ada sepuluh langkah pelaksanaan strategi penelitian dan pengembangan.[11]
a.       Penelitian dan pengumpulan data (research and information collecting). Pengukuran kebutuhan, studi literatur, penelitian dalam skala kecil, dan pertimbangan-pertimbangan dari segi nilai.
b.      Perencanaan (planning). Menyusun rencana penelitian, meliputi kemampuan-kemampuan yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, rumusan tujuan yang hendak dicapai dengan penelitian tersebut, desain atau langkah-langkah penelitian kemungkinan penguji dalam lingkup terbatas.
c.       Pengembangan draf produk (develop preliminary form of product). Pengembangan bahan pembelajaran, proses pembelajaran dan instrumen evaluasi.
d.      Uji coba lapangan awal (preliminary field testing). Uji coba dilapangan pada 1 sampai 3 sekolah dengan 6 sampai dengan 12 subjek uji coba (guru). Selama uji coba diadakan pengamatan, wawancara dan pengedaran angket.
e.       Merevisi hasil uji coba (main product revision). Memperbaiki atau menyempurnakan hasil uji coba.
f.       Uji coba lapangan (main field testing). Hasil-hasil pengumpulan data di evaluasi dan kalau mungkin dibandingkan dengan kelompok pembanding.
g.      Penyempurnaan produk hasil uji lapangan (operasional product revision). Menyempurnakan produk hasil uji lapangan.
h.      Uji pelaksanaan lapangan (operasional field testing).
Pengujian dilakukan dengan angket, wawancara dan observasi dan analisis hasilnya.
i.        Penyempurnaan produk akhir (final product revision).
Penyempurnaan produk didasarka masukan dari uji pelaksanaan lapangan.
j.        Diseminasi dan implementasi (Dissemination and implementasion). Melaporkan hasilnya dalam pertemuan professional dan dalam jurnal. Bekerja sama dengan penerbit untuk penerbitan. Memonitor penyebaran untuk pengontrolan kualitas.[12]
1.    Potensi dan rumusan masalah
Penelitian dapat berangkat dari adanya potensi atau masalah. Potensi adalah segala sesuatu yang didayagunakan akan memiliki nilai tambah. Potensi dan masalah yang dikemukakan dalam penelitian harus ditunjukkan dengan data empirik.[13]
2.    Mengumpulkan informasi
Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara faktual dan uptade, maka selanjutnya perlu dikumpulkan sebagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Disini diperlukan metode yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Disini diperlukan metode penelitian tersendiri. Metode apa yang akan digunakan untuk penelitian tergantung permasalahan dan ketelitian tujuan yang ingin dicapai[14].
Bila hasil penelitian menunjukkan bahwa yang menyebabkan produktivitas kerja unit pelayanan tersebut karena faktor sistem kerja, maka peneliti akan membuat sistem kerja baru yang diharapkan dapat meningkatkan produktivitas kerja. Sistem kerja baru tersebut adalah produk yang dihasilkan oleh peneliti.[15]
3.    Desain produk
Produk yang dihasilkan dalam penelitian Research and Development bermacam-macam. Dalam bidang teknologi, orientasi produk teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan manusia adalah produk yang berkualitas, hemat energi, menarik, harga murah, bobot ringan, ergonomis, dan bermanfaat ganda. (contoh computer yang canggih bisa berfungsi untuk pengetikan; gambar, analisis, berfungsi sebagai TV, Tape, Camera Telpon dll).[16]
Dalam  bidang administrasi produk-produk yang dihasilkan diharapkan dapat meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan efektivitas kerja, kenyamanan, dan kepuasan pegawai yang melaksanakan tugas, serta kepuasan fihak-fihak yang dilayani. Sistem kerja baru diciptakan agar pelaksanaan kerja lebih mudah, cepat, hemat, nyaman dan dapat meningkatkan kepuasan fihak-fihak yang dilayani.
Sesuai dengan contoh diatas, maka untuk menghasilkan sistem kerja  baru maka peneliti harus membuat rancangan kerja baru. Rancangan kerja baru ini dibuat berdasarkan penilaian terhadap sistem kerja lama, sehingga yang ditemukan kelemahan-kelemahan terhadap sistem tersebut. Selain itu peneliti juga harus melakukan penelitian kepada unit lain yang dipandang sistem kerjanya bagus. Selain itu juga harus mengkaji refrensi mutakhir yang terkait dengan sistem kerja yang modern berikut indikator sistem kerja yang baik.
4.      Validasi Desain
Validasi desain merupakan kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk, dalam hal ini sistem kerja baru secara rasional akan lebih efektif dari yang lama atau tidak. Dikatakan rasional apabila masih bersifat penilaian berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta lapangan.
Validasi produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang tersebut. Setiap pakar diminta untuk menilai desain tersebut, sehingga selanjutnya dapat diketahui kelemahan dan kekuatannya. Validasi desain dapat dilakukan dalam forum diskusi. Sebelum diskusi peneliti mempresentasika proses penelitian sampai ditemukan desain tersebut.[17]
5.      Perbaikan desain
Setelah desain produk, divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan para ahli lainnya, maka akan dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut selanjutnya dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain. Yang bertugas memperbaiki desain adalah peneliti yang mau menghasilkan produk tersebut.[18]
6.      Uji coba produk
Pengujian dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi apakah sistem kerja yang baru tersebut lebih efektif dan efisien dibandingkan sistem lama atau sistem yang lain.[19]
Eksperimen dapat dilakukan dengan cara membandingkan dengan keadaan sebelum dan sesudah memakai sistem baru (before-after) atau dengan membandingkan dengan kelompok yang tetap menggunakan sistem lama. Dalam hal ini ada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.[20] Uji coba produk dapat menggunakan berbagai pendapat dan pertimbangan dari beberapa ahli dan pakar seperti ; ahli konten (Subject Matter ), ahli pendidikan, dan ahli multimedia.[21]
7.      Revisi produk
Pengujian sistem dengan pengumpulan data melalui kuesioner dipandang kurang akurat, maka dalam kenyataan pengujian melalui instrumen yang valid dan reliabel.[22] Revisi I adalah revisi berdasarkan pendapat dan masukan para ahli.[23]
8.      Uji coba pemakaian
Setelah pengujian terhadap produk hasil, dan mungkin ada revisi yang tidak terlalu penting, maka selanjutnya produk yang berupa sistem tersebut diterapkan dalam kondisi nyata untuk lingkup yang luas. Dalam operasinya sistem baru tersebut, tetap harus dinilai kekurangan atau hambatan yang muncul guna untuk perbaikan lebih lanjut.
9.      Revisi produk
Revisi produk ini dilakukan apabila dalam pemakaian kondisi nyata terdapat kekurangan dan kelemahan, dalam uji pemakaian, sebaiknya pembuat produk selalu mengevaluasi bagaimana kinerja produk, hal ini untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang ada, sehingga dapat digunakan untuk penyempurnaan dan pembuatan produk baru lagi.[24] Revisi final hasil uji kelayakan: langkah ini akan lebih menyempurnakan produk yang sedang dikembangkan.[25]
10.  Pembuatan produk masal
Pembuatan produk masal ini dilakukan apabila produk yang telah diuji coba dinyatakan efektif dan layak untuk diproduksi masal. Sebagai contoh pembuatan mesin untuk mengubah sampah menjadi bahan yang bermanfaat, akan diproduksi masal apabila berdasarkan studi kelayakan baik dari aspek teknologi, ekonomi dan lingkungan memenuhi.[26]
Setelah dihasilkan suatu prosuk final yang sudah teruji keampuhannya, langkah selanjutnya adalah diseminasi, implementasi dan institusionalisasi. Diseminasi merupakan langkah untuk mensosialiasasi-kan dan menyebarkan hasil. Diseminasi dari produk-produk yang dikembangkan oleh lembaga-lembaga dibawah Departemen Pendidikan Nasional, sangat mudah.[27]
Proses desiminasi dan implementasinya akan berhadapan dengan masalah kebijakan, legallitas dan pendanaan. Produk lembaga-lembaga dibawah departemen memiliki ketiganya, sehingga implementasi dan institusionalisasi suatu produk tinggal di instruksikan atau di-SK-kan.[28]
Secara garis besar ada tiga langkah penelitian dan pengembangan, pertama, studi pendahuluan, mengkaji teori dan mengamati produk atau kegiatan yang ada. Kedua, melakukan pengembangan produk/ program kegiatan baru. Ketiga, menguji atau memvalidasi produk atau program kegiatan yang baru. Kegiatan pengembangan dilakukukan melalui beberapa kali uji coba, dengan sampel terbatas dan sampel lebih luas. Pengujian produk dilakukan dengan mengadakan eksperimen.[29]
4.    Metode Pengembangan
Metode Pengembangan hendaknya memuat butir-butir (1) model pengembangan, (2) prosedur pengembangan, dan (3) uji coba produk. Dalam butir uji coba produk perlu diungkapkan (a) desain uji coba, (b) subjek uji coba, (c) jenis data, (d) instrumen pengumpulan data, dan (e) teknik analisis data.[30]
a)    Model Pengembangan
Model pengembangan dapat berupa model prosedural, model konseptual, dan model teoretik. Model prosedural adalah model yang bersifat deskriptif, yaitu menggariskan langkah-langkah yang harus diikuti untuk menghasilkan produk. Model konseptual adalah model yang bersifat analitis yang memerikan komponen-komponen produk yang akan dikembangkan serta keterkaitan antarkomponen (misalnya model pengembangan rancangan pengajaran Dick dan Carey, 1985). Model teoretik adalah model yang menunjukkan hubungan perubahan antar peristiwa.
Dalam bagian ini perlu dikemukakan secara singkat struktur model yang digunakan sebagai dasar pengembangan produk. Apabila model yang digunakan merupakan adaptasi dari model yang sudah ada, maka pemilihannya perlu disertai dengan alasan, komponen-komponen yang disesuaikan, serta kekuatan dan kelemahan model itu.
Apabila model yang digunakan dikembangkan sendiri, maka informasi yang lengkap mengenai setiap komponen dan kaitan antar komponen dari model itu perlu dipaparkan. Perlu diperhatikan bahwa uraian model diupayakan se-operasional mungkin sebagai acuan dalam pengembangan produk.
b)    Prosedur Pengembangan
Bagian ini memaparkan langkah-langkah prosedural yang ditempuh oleh pengembangan dalam membuat produk. Prosedur pengembangan berbeda dengan model pengembangan. Apabila model pengembangannya adalah prosedural, maka prosedur pengembangannya tinggal mengikuti langkah-langkah seperti yang terlihat dalam modelnya. Model pengembangan juga bisa berupa konseptual atau teoretik. Kedua model ini tidak secara langsung memberi petunjuk tentang bagaimana langkah prosedural yang dilalui sampai ke produk yang dispesifikasi. Oleh karena itu, perlu dikemukakan lagi langkah proseduralnya.
c)    Uji Coba Produk
Uji coba produk dimaksudkan untuk mengumpulkan data yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menetapkan tingkat keefektifan, efisiensi, dan/atau daya tarik dari produk yang dihasilkan.  Uji coba tahap awal dilakukan dengan stimulasi penggunaan dengan sistem kerja tersebut. Pengujian dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi apakah sistem kerja yang baru lebih efektif dan efisien dibandingkan sistem lama atau sistem yang lain.[31]
Dalam bagian ini secara berurutan perlu dikemukakan desain uji coba, subjek uji coba, jenis data, instrumen pengumpulan data, dan teknik analisis data.[32]
1)   Desain uji coba
Secara lengkap, uji coba produk pengembangan biasanya dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu uji perseorangan, uji kelompok kecil, dan uji lapangan. Dalam kegiatan pengembangan, pengembang mungkin hanya melewati dan berhenti pada tahap uji perseorangan, atau dilanjutkan dan berhenti sampai tahap uji kelompok kecil, atau sampai uji lapangan. Hal ini sangat tergantung pada urgensi dan data yang dibutuhkan melalui uji coba itu.
Desain uji coba produk bisa menggunakan desain yang biasa dipakai dalam penelitian kuantitatif, yaitu desain deskriptif atau eksperimental. Yang perlu diperhatikan adalah ketepatan memilih desain untuk tahapan tertentu (perseorangan, kelompok kecil, atau lapangan) agar data yang dibutuhkan untuk memperbaiki produk dapat diperoleh secara lengkap.[33]
2)   Subjek uji coba
Karakteristik subjek uji coba perlu diidentifikasi secara jelas dan lengkap, termasuk cara pemilihan subjek uji coba itu. Subjek uji coba produk bisa terdiri dari ahli di bidang isi produk , ahli di bidang perancangan produk, dan/atau sasaran pemakai produk. Subjek uji coba yang ahli di bidang isi produk dapat memiliki kualifikasi keahlian tingkat S1 (untuk skripsi), S2 (untuk tesis), dan S3 (untuk disertasi). Yang penting setiap subjek uji coba yang dilibatkan harus disertai identifikasi karekteristiknya secara jelas dan lengkap, tetapi terbatas dalam kaitannya dengan produk yang dikembangkan.[34]
3)   Jenis data
Paparan mengenai jenis data yang dikumpulkan hendaknya dikaitkan dengan desain dan pemilihan subjek uji coba. Jenis data tertentu, bagaimanapun juga, akan menuntut desain tertentu dan subjek uji coba tertentu. Misalnya, pengumpulan data mengenai kecermatan isi dapat dilakukan secara perseorangan dari ahli isi, atau secara kelompok dalam bentuk seminar kecil, atau seminar yang lebih luas yang melibatkan ahli isi, ahli desain, dan sasaran pemakai produk.[35]
4)   Instrumen pengumpulan data
Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara faktual dan uptade, maka selanjutnya perlu dikumpulkan sebagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut.[36]
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data seperti yang sudah dikemukakan dalam butir sebelumnya. Jika mengunakan instrumen yang sudah ada, maka perlu ada uraian mengenai karakteristik instrumen itu, terutama mengenai keshahihan dan keterandalannya. Apabila instrumen yang digunakan dikembangkan sendiri, maka prosedur pengembangannya juga perlu dijelaskan.[37]
5)   Teknis analisi data
Teknik dan prosedur analisis yang digunakan untuk menganali-sis data uji coba dikemukakan dalam bagian ini dan disertai alasannya. Apabila teknik analisis yang digunakan sudah cukup dikenal, maka uraian tidak perlu rinci sekali. Akan tetapi, apabila teknik tersebut belum banyak dikenal, maka uraian perlu lebih rinci.[38]
Dalam pelaksanaan penelitian dan pengembangan, ada beberapa metode yang digunakan, yaitu metode deskriptif, evaluasi, dan eksperimental[39].
1.         Metode penelitian deskriptif, digunakan dalam penelitian awal untuk menghimpun data tentang kondisi yang ada.
Kondisi yang ada mencakup : (1) kondisi produk-produk yang sudah ada sebagai bahan perbandingan atau bahan dasar (embrio) untuk produk yang akan dikembangkan, (2) kondisi pihak pengguna, seperti sekolah, guru, kepala sekolah, siswa serta pengguna lainnya, (3) kondisi faktor-faktor pendukung dan penghambat pengembangan dan penggunaan dari produk yang akan dihasilkan, mencakup unsur manusia, sarana-prasarana, biaya, pengelolaan, dan lingkungan.
2.         Metode evaluatif, digunakan untuk mengevaluasi proses uji coba pengembangan suatu produk.
Produk dikembangkan melalui serangkain uji coba, dan setiap kegiatan uji coba diadakan evaluasi, baik evaluasi hasil maupun evaluasi proses. Berdasarkan temuan-temuan hasil uji coba diadakan penyempurnaan-penyempurnaan.
3.         Metode eksperimen, digunakan untuk menguji keampuhan dari produk yang dihasilkan.
Dalam eksperimen telah diadakan pengukuran selain pada kelompok eksperimen juga pada kelompok pembanding atau kelompok kontrol.

Daftar Rujukan

Imam Robadi, (2008), Becoming The Winner; Riset, Menulis Ilmia, dan Presentasi, Yogyakarta: CV Andi Offset
Nana Syaodih Sukmadinata, (2007), Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Sugiyono, (2011), Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta
http://www.infoskripsi.com/Proposal/Proposal-Penelitian-Pengembangan.html
, diakses 28 Maret 2012



[1] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011), 3
[2] Ibid,. 297
[3] Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), 164
[4]Ibid,.57
[5] Imam Robadi, Becoming The Winner; Riset, Menulis Ilmia, dan Presentasi (Yogyakarta: CV Andi Offset, 2008), 57
[6] Ibid,. 165
[7] Ibid,. 165
[8] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011), 298
[9] Ibid,.
[10] http://www.infoskripsi.com/Proposal/Proposal-Penelitian-Pengembangan.html
, diakses 28 Maret 2012
[11] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011), 298
[12] Ibid,.
[13] Ibid,.298
[14] Ibid,.300
[15] Ibid,.
[16] Ibid,.301
[17] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011), 302
[18] Ibid,.
[19] Ibid,.
[20] Ibid,.
[22] Ibid,.310
[23] Ibid,.310
[24] Ibid,.311
[26] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011), 302
[27] Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), 182
[28] Ibid,.
[29] Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), 57
[30] Ibid,..
[31] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011), 302
[32] http://www.infoskripsi.com/Proposal/Proposal-Penelitian-Pengembangan.html
, diakses 28 Maret 2012
[33] Ibid,.
[34] Ibid,.
[35] Ibid,.
[36] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011), 300
[37] http://www.infoskripsi.com/Proposal/Proposal-Penelitian-Pengembangan.html
, diakses 28 Maret 2012

[38] Ibid,.
[39] Ibid,. 167

2 komentar: